Tindakan dan Konsekuensi

Sebuah catatan yang membuat perubahan atas perkembangan diri yang sayangnya baru disadari di usia ke 27 dan baru mulai menerapkan.

Yaa, setidaknya sampai tulisan ini dibuat hal ini masih relate.

Pernah bertanya-tanya pada diri sendiri kenapa hidup kok begini-begini saja? menyadari kesalahan-kesalahan yang berulang atas berjalannya hidup yang tidak kunjung berkembang padahal dengan sadar mengetahui bagaimana yang seharusnya dilakukan namun tetap saja sulit untuk merubah habbit yang sudah terlanjur terbentuk.

Lalu apa hubungannya dengan judul Tindakan dan Konsekuensi

Yak betul, ternyata benchmarking itu dibutuhkan.

Maksudnya gimana bang?

Jadi gini adik-adik, terkadang kita perlu memikirkan apa akibat dari apa yang kita lakukan baik dari hal kecil yang justru sering kita lupakan sampai hal besar sekalipun

Misalnya begini, tiba-tiba muncul niatan ingin olahraga, lalu seringkali kita hanya melakukannya saat awal-awal semangat lalu kembali bermalas-malasan ketika semangatnya sudah lewat. Nah, disini kita perlu menanamkan mindset tindakan dan konsekuensi tadi supaya tidak hangat-hangat t*ai kucing, coba tanamkan mindset begini:

  • Atas tindakan berolahraga, konsekuensinya adalah badan lebih sehat dan segar, tidak mudah lelah, pikiran lebih fresh.
  • Jika berhenti olahraga konsekuensinya badan kurang segar, lebih mudah lelah, pikiran kurang fresh.

Itu hanya contoh kecil, sekarang kita coba terapkan untuk finansial

  • Atas tindakan mencatat pengeluaran, konsekuensinya adalah mengetahui berapa dan apa saja kebutuhan pengeluaran kita sehingga bisa membuat financial management yang lebih baik kedepannya.
  • Jika tidak mencatat pengeluaran, konsekuensinya adalah lupa uang habis untuk apa saja, kemana saja pengeluaran yang tanpa sadar sudah banyak.

Lagi kita contohkan untuk menghindari indisipliner

  • Atas tindakan tidak menunda untuk mengisi timesheet, konsekuensinya adalah tidak menumpuk pengisian timesheet di weekend sehingga tidak ada beban yang mengganjal pikiran di weekend.
  • Jika menunda pengisian timesheet konsekuensinya adalah harus mengisi timesheet 1 minggu di saat weekend dan menjalani weekend dengan beban pikiran belum mengisi timesheet. 

Nah kalau gampang lupa seperti saya, setelah menanamkan mindset ini ada baiknya dicatat seperti ini supaya tidak ada alasan untuk lupa. Sekian ya adik-adik…

*disclaimer: hanya catatan subjektif yang belum tentu cocok dengan semua orang